## Kuliner Nepal: Sebuah Petualangan Rasa di Pegunungan Himalaya
Nepal, negeri dengan beragam budaya dan bentang alam yang menakjubkan dari pegunungan Himalaya hingga dataran rendah subur, menawarkan kekayaan kuliner yang tak tertandingi. Masakan Nepal, jauh dari keseragaman, merupakan perpaduan unik dari pengaruh Tibet, India, dan Thailand, dibumbui dengan sentuhan khas lokal yang menjadikan setiap hidangan sebagai cerminan identitas dan sejarahnya.
**Dal Bhat Tarkari: Jantung Kuliner Nepal**
Hidangan paling ikonik dan makanan pokok bagi mayoritas penduduk Nepal adalah Dal Bhat Tarkari (दाल भात तरकारी). Ketiga komponen utama ini membentuk dasar nutrisi sehari-hari, bahkan sering dikonsumsi dua kali dalam sehari. Dal, sup kental nan gurih berbahan dasar lentil berbagai jenis dan rempah-rempah aromatik, menyajikan cita rasa yang hangat dan menyehatkan. Bhat, yang umumnya berupa nasi putih pulen, terkadang digantikan dengan biji-bijian lain seperti gandum, jagung (makai), buckwheat (fapar), jelai (jau), atau millet (kodo), menunjukkan adaptasi cerdas terhadap ketersediaan bahan di berbagai wilayah. Tarkari, sayuran kari yang kaya variasi, menghadirkan semarak warna dan rasa. Bayam segar (sag), sayuran fermentasi seperti gundruk atau sinki, lobak daikon (mula), kentang (alu), buncis (simi), tomat (golbeda), kembang kol (kauli), kubis (bandakopi), dan labu (farsi) hanyalah sebagian kecil dari kekayaan bahan yang digunakan.
Kombinasi Dal Bhat Tarkari seringkali dilengkapi dengan chutney (चटनी) atau acar (achaar, अचार), baik yang segar maupun hasil fermentasi, yang memberikan ledakan rasa asam dan pedas. Irisan lemon (nibuwa) atau jeruk nipis (kagati) serta cabai hijau segar (hariyo khursani) memberikan sentuhan segar dan pedas yang menyeimbangkan kelembutan dal dan nasi. Dhindo (ढिंडो), makanan tradisional berupa bubur kental dari biji-bijian, menjadi alternatif lain yang tak kalah populer, terutama di wilayah pegunungan.
**Momo: Pangsit Surgawi yang Menggoda**
Momo (मोमो), pangsit kukus atau goreng yang terinspirasi dari Tibet, merupakan salah satu hidangan paling populer di Nepal. Awalnya diisi dengan daging kerbau, kini momo menawarkan variasi isian yang lebih luas, mulai dari daging kambing atau ayam hingga pilihan vegetarian yang lezat. Tekstur kulit momo yang lembut berpadu sempurna dengan isian yang gurih dan aromatik, menjadikan camilan ini cocok untuk segala suasana.
**Perayaan Rasa dalam Tradisi dan Festival**
Sel roti dan patre, hidangan istimewa yang disajikan selama perayaan festival seperti Tihar, mencerminkan kekayaan tradisi kuliner Nepal. Sementara itu, masuknya pengaruh Eropa telah memperkenalkan roti, keju, kue-kue, dan es krim, yang awalnya ditujukan untuk wisatawan tetapi kini telah diadopsi oleh masyarakat lokal. Bahkan, pizza dan hidangan Barat lainnya semakin mudah dijumpai, menunjukkan adaptasi kuliner yang dinamis. Taas (तास), semacam kebab, menjadi contoh lain dari inovasi kuliner yang menarik.
**Keanekaragaman Kuliner Berdasarkan Wilayah**
Keanekaragaman geografis Nepal turut membentuk kekayaan kulinernya. Di wilayah pegunungan Himalaya, gandum, barley, dan millet menjadi bahan pokok, diolah menjadi mi atau tsampa (tepung biji-bijian). Teh mentega (teh dicampur mentega, ghee, dan garam), seringkali dikombinasikan dengan tsampa, merupakan minuman khas yang menghangatkan tubuh di tengah dinginnya pegunungan. Yak dan sapi yak (hibrida) menjadi sumber protein utama, sementara beras diimpor dari dataran rendah.
**Masakan Thakali: Perpaduan Unik Dataran Tinggi dan Rendah**
Masakan Thakali, yang berasal dari Lembah Thak-Khola, merupakan perpaduan menarik antara masakan Himalaya dan dataran rendah. Dimakan oleh suku Thakali, masakan ini juga populer di losmen (bhattis) di sepanjang jalur perdagangan kuno. Masakan Thakali kurang vegetarian dibandingkan masakan Pahari, dengan daging yak, sapi yak (Jhopa), domba (Bheda), dan Chyangra atau Chiru (diimpor dari Tibet) sebagai bahan utama. Daging sering diiris tipis, dikeringkan, dan dimasak dengan berbagai rempah-rempah khas, termasuk timur-ko-choup, campuran bubuk cabai merah, lada Sichuan, garam, dan bumbu herbal lokal.
**Masakan Newar: Cita Rasa Urban yang Kaya**
Suku Newar, yang awalnya tinggal di Lembah Kathmandu, kini tersebar di berbagai kota. Walaupun makanan sehari-hari mereka mirip masakan bukit pada umumnya, upacara dan perayaan menghadirkan hidangan Newar yang jauh lebih bervariasi. Kwāti (sup kacang-kacangan), kachilā (daging cincang berbumbu), dan chhoylā (daging kerbau panggang) hanyalah sebagian kecil dari hidangan istimewa yang disajikan. Daging kerbau dan babi populer, sementara vegetarian dapat memilih tahu goreng atau keju cottage sebagai pengganti.
**Kuliner Terai: Harmoni Rasa di Dataran Rendah**
Masakan Terai, di selatan Sivalik Hills, dipengaruhi oleh masakan Maithili, Tharu, dan Bhojpuri, dengan sentuhan Mughlai di bagian barat. Beras, ghee, rahar daal, tarkari, dan papdum menjadi bahan pokok, dilengkapi dengan ikan atau kari kambing. Buah-buahan tropis seperti mangga, litchi, pepaya, pisang, dan nangka tumbuh subur di daerah ini.
**Lohorung dan Ragam Kuliner Lain**
Di timur Nepal, suku Lohorung memiliki ragam kuliner unik dengan bahan-bahan lokal, termasuk Tongba (bir millet), Wachipa, Wamik, dan lainnya. Di berbagai wilayah lain, terdapat variasi kuliner etnis seperti kinema (fermentasi kacang hijau) dari suku Tamang, Rai, dan Limbu.
**Makanan Ringan dan Minuman Khas Nepal**
Khaja (jagung bakar), bhatmas (kacang hijau panggang), dan samosa merupakan contoh makanan ringan yang populer. Teh dengan susu dan gula, sari tebu, dan susu mentega merupakan minuman non-alkohol yang umum. Raksi dan jard (arak beras) serta tongba (bir millet) mewakili pilihan minuman beralkohol.
Dari Dal Bhat Tarkari yang sederhana hingga hidangan Newar yang mewah, kuliner Nepal adalah sebuah perjalanan rasa yang mencerminkan kekayaan budaya dan keindahan alam negeri di atas awan ini. Setiap gigitan adalah petualangan, setiap hidangan adalah cerita yang menunggu untuk diungkap.