## Sentimen Publik Terhadap Wawancara Eksklusif Presiden Prabowo: Analisis Mendalam Respons Warganet di Media Sosial
**Oleh Yohanes Advent Krisdamarjati** | **12 April 2025**
Wawancara eksklusif Presiden Prabowo Subianto dengan sejumlah pemimpin redaksi (Pemred) media nasional berlangsung selama 3,5 jam di perpustakaan kediaman pribadinya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Minggu (6 April 2025). Keseluruhan wawancara tersebut kemudian diunggah tanpa editan di kanal YouTube berbagai media nasional, memberikan akses publik yang luas terhadap tanggapan Presiden terhadap berbagai isu krusial yang tengah melanda bangsa. Bagaimana reaksi warganet terhadap wawancara maraton ini? Litbang Kompas melalui Kompas Monitoring melakukan riset mendalam untuk mengungkap sentimen publik di media sosial terkait wawancara tersebut. Riset ini mencakup periode 6-9 April 2025, menganalisis data dari platform populer di Indonesia seperti Instagram, TikTok, dan X (Twitter).
**Respons Positif terhadap Upaya Perbaikan Komunikasi Pemerintah**
Salah satu temuan menarik dari riset ini adalah respons positif warganet terhadap upaya Presiden Prabowo dalam memperbaiki citra komunikasi pemerintah yang selama ini dianggap kurang optimal. Analisis terhadap topik “komunikasi pemerintah kurang baik” menunjukkan 80% sentimen positif, hanya 10% negatif, dan sisanya netral. Apresiasi tinggi ini dikaitkan dengan sikap Presiden yang secara terbuka mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahan para menteri dan bawahannya, terutama dalam hal komunikasi publik. Dengan demikian, Presiden Prabowo seakan menganggap kegagalan komunikasi tersebut sebagai tanggung jawabnya sendiri, bukan hanya kesalahan para menterinya. Hal ini mengindikasikan bahwa transparansi dan sikap bertanggung jawab Presiden mendapat sambutan baik dari masyarakat.
Sentimen positif ini juga terlihat pada topik “pertemuan jurnalis di Hambalang,” dengan 24% sentimen positif, 7% negatif, dan sisanya netral atau informatif. Kehadiran sejumlah Pemred ternama, termasuk Alfito Deannova (Detik.com), Lalu Mara Satriawangsa (TVOne), Uni Lubis (IDN Times), Najwa Shihab (Narasi), Sutta Dharmasaputra (Kompas.id), Retno Pinasti (SCTV-Indosiar), dan Valerina Daniel (TVRI), menunjukkan komitmen Presiden untuk membuka dialog terbuka dengan media dan masyarakat.
**Pertanyaan Krusial dan Respons Presiden Prabowo**
Wawancara tersebut membahas berbagai isu panas yang menjadi sorotan publik. Alfito Deannova mengawali dengan pertanyaan mengenai prioritas pemerintah terhadap program fundamental seperti efisiensi anggaran dibandingkan proyek pembangunan fisik. Uni Lubis menyinggung pernyataan Presiden Prabowo tentang demonstrasi, potensi *abuse of power* oleh aparat, dan urgensi pengesahan UU TNI. Lalu Mara Satriawangsa menanyakan kondisi ekonomi makro, khususnya pasar modal dan strategi pemerintah untuk mengatasi perlambatan ekonomi.
Najwa Shihab mempertanyakan RUU Polri dan proses yang kurang transparan dalam penyusunan draf UU TNI, termasuk perluasan wewenang kepolisian dan TNI. Sutta Dharmasaputra menanyakan tantangan geopolitik dan geoekonomi serta meminta penilaian Presiden Prabowo terhadap kinerja pemerintahannya selama enam bulan. Presiden Prabowo memberikan skor 6 dari 10, menyatakan bahwa pemerintahannya baru “lolos passing grade.” Retno Pinasti menutup sesi tanya jawab dengan pertanyaan seputar pemberantasan korupsi, RUU Perampasan Aset, dan penciptaan lapangan kerja di era teknologi.
**Analisis Sentimen Warganet: “Omon-Omon” dan Isu-Isu Kontroversial**
Analisis Kompas Monitoring mengidentifikasi sepuluh topik paling banyak dibicarakan warganet, dengan variasi sentimen yang signifikan. Kata kunci “omon-omon,” yang melekat pada citra Presiden Prabowo sejak debat Pilpres 2024, mendominasi perbincangan. Topik “Presiden omon-omon” menunjukkan 90% sentimen negatif, yang terkait dengan keraguan warganet terhadap pernyataan Presiden, terutama terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kondisi pasar modal. Pernyataan Presiden yang menyatakan “enggak terlalu takut sama pasar modal” dan pandangannya tentang investor pasar modal yang hanya mengejar keuntungan cepat, menimbulkan kontroversi di kalangan warganet.
Topik kontroversial lainnya adalah pernyataan Presiden Prabowo pada menit ke-53 wawancara, yang menyebut demonstrasi penolakan UU TNI sebagai “demo bayaran.” Topik “demo ada yang bayar” menuai 98% sentimen negatif, dengan banyak warganet mengecam tudingan tersebut. Jurnalis Dandhy Laksono bahkan turut mengkritik pernyataan tersebut melalui akun X-nya.
Selain itu, UU TNI dan RUU Polri juga menjadi topik perbincangan yang cukup signifikan, dengan 56% sentimen positif, 29% netral, dan 15% negatif. Meskipun mendapat tanggapan positif, hal ini tetap memicu perdebatan mengenai perluasan wewenang TNI dan Polri.
Secara keseluruhan, analisis terhadap sepuluh topik terpopuler menunjukkan perbandingan yang cukup seimbang antara sentimen positif dan negatif. Namun, topik-topik kontroversial seperti “Presiden omon-omon” dan “demo ada yang bayar” secara signifikan memberikan kontribusi pada dominasi sentimen negatif.
**Kesimpulan: Sentimen Positif Masih Mendominasi, Namun Catatan Kritis Tetap Ada**
Meskipun substansi wawancara secara umum lebih banyak mendapat sentimen negatif (49%), sentimen terhadap Presiden Prabowo di media sosial secara keseluruhan masih relatif positif (52%). Sepanjang periode 6-9 April 2025, terdapat 13.589 konten yang menyebutkan Prabowo Subianto, dengan 19% sentimen negatif dan 29% netral. Tren serupa terlihat sejak pelantikan Presiden (20 Oktober 2024-9 April 2025), dengan 47% sentimen positif dan 27% negatif di media sosial, serta 46% positif dan 11% negatif di media mainstream.
Walaupun sentimen positif masih dominan, wawancara ini juga menunjukkan adanya catatan kritis dari warganet, terutama terkait isu-isu ekonomi, tuduhan terhadap demonstrasi berbayar, dan potensi pengaruh wawancara terhadap independensi media. Respons warganet ini mencerminkan dinamika opini publik yang kompleks dan penting bagi pemerintah untuk diperhatikan. Reaksi spontan, emosional, dan jujur dari warganet melalui media sosial menjadi cerminan harapan masyarakat terhadap respons cepat dan efektif pemerintah dalam mengatasi permasalahan bangsa.
**(LITBANG KOMPAS)**
**Kata Kunci:** Presiden Prabowo, wawancara eksklusif, sentimen warganet, media sosial, analisis Kompas Monitoring, UU TNI, RUU Polri, ekonomi Indonesia, demokrasi, transparansi pemerintahan.